Usia :20 tahun
Status :Belum menikah
Domisili :Jakarta Utara
Pekerjaan :Mahasiswi
Tiffany Adnan, 20 tahun, sebagai
seorang mahasiswi desain interior, banyaknya tugas menjadi makanan sehari-hari
baginya, perasaan takut tidak lulus, ingin lulus cepat, mempengaruhi penggunaan
waktu luangnya. Bagaimana dirinya menemukan waktu luang?.
Mahasiswi semester 5 ini mengakui,
semester ini menjadi semester yang lebih dirasakan santai dibanding
sebelum-sebelumnya. Dapat dikatakan dirinya lebih memiliki waktu luang pada
semester 5 ini. “Kalo Sabtu Minggu bisalah, sekarang bisa sampe 2 ato 3 hari.”
Di hari-hari yang kosong dalam weekdays biasanya ia isi dengan
mengerjakan tugas demi memiliki weekend
yang kosong tanpa tugas. Weekend baru
digunakannya untuk berjalan-jalan. “Kalau weekdays
temen-temenya kuliah, orang tua juga masih kerja, kalau weekend mungkin karena kebiasaan kali ya, orang biasa pergi pas weekend. Kalo weekdays macet lah, apa
lah, banyak kendalanya.”
Secara umum, waktu luangnya
digunakan untuk nonton, tidur, dan sebagian besar digunakan untuk beristirahat
di rumah. Shopping yang difavoritkan bagi perempuan, nampaknya tidak menjadi
pilihan bagi Tiffany, shopping dilakukannya sebagai kegiatan eventual saja,
saat adanya hari-hari penting seperti Natal atau Sincia.
Kegiatan yang tidak disukainya
untuk dilakukan di waktu luang adalah membereskan rumah, karena waktu luang
lebih ingin untuk digunakan buat beristirahat.
Mengenai mall, Tiffany mengakui
sebagai penduduk Jakarta dirinya juga sering pergi ke mall, “Ya bioskop aja
adanya di dalem mall kan, sebenernya bosen, ya makanya pindah-pindah perginya.”
Walaupun banyak mall yang pernah dikunjunginya, mall favoritnya adalah Pluit
Village, Pluit Junction untuk nonton, Emporium, dan Taman Anggrek atau
Citraland untuk makan bersama teman-teman kampus.
Secara kriteria, mall yang dikunjunginya harus memiliki bioskop
dan memiliki tempat makan. Uniknya, Tiffany memilih untuk tempat makan yang
bukan berada di food court, tetapi
memang restoran. “Kalo di food court pilihannya terlalu banyak sih, bingung mau
makan apa, cari tempat duduknya juga susah, kalo di restoran kan ditanya berapa
orang, trus ditunjukin jalannya.”
Namun secara pribadi, mall yang
menjadi pilihannya adalah mall yang tidak ramai, alasannya agar mudah mencari
parkir. Mall yang ramai tidak sampai hiruk pikuk juga menjadi pilihannya,
“Kalau pas midnight sale kan parah tuh kan, jadi gak nyaman kan.”
Mahasiswi yang sangat menyukai
nonton ini, memiliki pengalaman buruk, yaitu saat sedang nonton anak-anak kecil
di kursi belakang menendang-nendang kursinya, “Pengen gw marahin hahaha..”. Selain
itu, orang yang ngobrol saat film berlangsung juga menjadi pengalaman yang
memorable, “Lagi nonton dia malah ngobrol kan betein.”
Berbicara mengenai partner dalam
waktu luang, “Yang demen nonton ya sama pacar, temen-temen beda kuliah, susah
ngumpulnya, temen-temen kuliah juga abis kuliah suka cape jadi langsung
pulang.” Bersama pacar, selain melakukan hobi menontonnya di mall, ia juga
pernah beberapa kali pergi ke kafe-kafe seperti di PIK, namun jalanan menjadi
kendala, “Macet setiap malem sekarang kan.” Saat ditanya apabila PIK tidak
macet, Tiffany sebenarnya lebih memilih PIK, “Kalo ga macet ya PIK sih, tapi
kalo macet yaudah ke mall lagi.”
Waktu luang bersama keluarga
dilakukan Tiffany dalam berbelanja, “Kalo orangnya demen belanja, hiburan lah
ya, belanja bahan-bahan makanan juga. Misalnya udah mumet kerjain tugas, pergi
belanja bentar, pulang, kerja tugas lagi, kaya refreshing walaupun bentar
gitu.”
Waktu luang bersama teman-temannya,
dirasakan lebih sulit didapatkannya. Jadwal-jadwal yang berbeda menjadi pemicu
utama kesulitannya. Namun saat sudah bertemu biasanya diisi dengan ngobrol,
“Biasanya di rumah temen, ada satu yang suka ngumpulin anak-anak, trus kita
ngobrol aja gitu sampe malem.” Rumah menjadi pilihannya karena perihal izin
dengan orang tua dan juga karena faktor jarak yang dirasakan saling berdekatan.
Mengenai waktu luang yang
berhubungan dengan jadwal kuliah, dirinya pernah memiliki jadwal dengan jarak 3
jam kosong. “Ke mall, cari makan, sama yang lain, kalo gak kerjain tugas sih,
soalnya banyak tugas kelompok juga, mumpung di kampus juga, jadi kaya kita
kerjain tugas kelompok aja gitu, lumayan 3 jam.” Menurut Tiffany, waktu 3 jam
tersebut menjadi bukan waktu luang baginya, karena sama saja ia harus
mengerjakan tugas. Sehingga bagi Tiffany, waktu luang adalah, “Saat waktu
santai dan tidak mengerjakan tugas, jadi bener-bener gak mau ngapa-ngapain,
kalo kerja tugas jadi waktu belajar lah ya, kaya dulu kita sekolah.”
Dalam waktu luang yang panjang
seperti libur semester, Tiffany mengisi waktu luangnya dengan merajut. Hal itu
dilakukan karena faktor waktu kosong yang begitu panjang. Namun terkadang
Tiffany juga mengisinya dengan mencari suasana baru, “Jadi kaya pengen
mengunjungi tempat-tempat wisata juga kan..” Sayangnya, suasana baru tersebut
ditemukannya bukan di Jakarta, namun di luar negeri.
Mengenai sosial media yang
digunakan, Tiffany menggunakan Facebook untuk cari tugas, Path, dan Instagram.
Tetapi karena teman-teman aktifnya di Path, maka ia juga lebih menggunakan Path
dibandingkan Instagram dan Facebook. Penggunaan Path dari Tiffany lebih
digunakan untuk melihat gambar-gambar tidak untuk update tempat hal iti dipicu
oleh faktor privasi, “Soalnya gw jadi nyebarin informasi dong gw lagi disini
nih lagi ngapain gitu, jadi kurang privacy aja sih, jadinya lu serba tahu
tentang gw.”
Seperti informan-informan
sebelumnya, jalanan Jakarta membuat dirinya merasa tidak fun lagi saat sampai di tempat. Pengalaman kriminal pun juga pernah
dialaminya, “Pengamen aja suka galak-galak ya, ya harus jaga diri aja kalo kaya
begitu.” Sebagai penutup, Tiffany menyampaikan, “Transportasi dikembangin,
yaudahlah ya berenti di tempatnya aja, lebih dirapihkan juga Jakartanya.”
No comments:
Post a Comment