WAX Inc. merupakan salon yang menawarkan jasa waxing, massage, dan nail treatment mani-padi, dan sulam bagi konsumen-konsumen perempuan. “Ladies Only” salon ini bernuansakan pink dan terletak di Pantai Indah Kapusk, Rukan Cordoba Blok D No. 30. Secara geografisnya, WAX Inc. memang menepatkan dirinya di lokasi yang tepat, dengan golongan SES A yang mendominasi di Pantai Indah Kapuk, dan dari letak salonnya yang berada di ruko bagian dalam. Mungkin letak di dalam tersebut nampak kurang terlihat, namun hal tersebut sesuai dengan suasana apa yang ditawarkan oleh WAX Inc bagi konsumen-konsumennya yang disegmenkan khusus perempuan.
Range harga yang ditawarkan pun beragam,
mulai dari produk-produk aksesoris seharga Rp 35.000 sampai Rp 450.000, kalau
dari paketan yang paling mahal menjadi Rp 1.000.000, dan untuk sulam, harga
termahalnya adalah Rp 2.500.000.
Menurut owner
dari WAX Inc., Lenny Tandoko, hal tersebut memang menjadi diferensiasi dengan
tempat-tempat serupa lainnya, Lenny menjelaskan kalau apa yang didesain sengaja
untuk konsumen merasa tidak kaku, merasa dekat dengan para staff, selain itu
dari segi servis yang ditawarkan, WAX Inc menyediakan Cold Wax yang lebih less
pain. Lenny juga ingin kalau konsumen sudah berada di WAX Inc. dapat merasa
nyaman, merasa ada di rumah sendiri, hal tersebut begitu ditekankan dengan
ucapan-ucapan salam dari para staff dan panggilan ‘Non..’ yang diberikan kepada konsumennya.
Berbicara mengenai atraksi yang disediakan,
sebenarnya tidak banyak yang di provide oleh
WAX Inc. hanyalah musik, TV lengkap dengan DVD yang dapat di pilih, living room yang diset menjadi ruang
tunggu, sofa nail treatment yang
didekatkan dengan stop kontak agar memudahkan konsumennya mengcharge HP nya, dan ruangan yang didekorasi
dengan bunga-bunga. Namun, dapat dilihat kalau hal tersebut begitu sesuai
dengan konsumen perempuannya, tidak bising, nyaman, dan membuat betah untuk
berlama-lama. Selain itu, dari segi marketing
attrationnya, promo yang selama ini pernah berlangsung adalah antara lain
promo discount GroupOn, promo membership
dengan sistem deposit, dan promo stamp
card. Promo stamp card ditujukan
untuk payment sebesar Rp 100.000
untuk 1 cap dan terdapat treatment
yang free bagi konsumen yang telah
mencapai jumlah tertentu.
Dari segi visitors, Lenny mengakui keramaian WAX Inc. tidak hanya di weekend, kadang saat hari Senin pun
ramai pengunjung, namun saat sudah diatas jam 18.00 biasanya sudah mulai sepi. Range usia pengunjungpun beragam, mulai
dari remaja hingga yang sudah paruh baya, namun diakui Lenny, pengunjung remaja
lebih mendominasi.
Tentunya komplain-komplain pasti ada, namun
hal tersebut menjadi bahan pembelajaran dan perbaikan kedepannya agar konsumen
tetap betah berada di WAX Inc. Selain itu, kunci keberhasilan dari WAX Inc.
adalah resource yang dijaga, tidak
adanya gap antara owner dan staff menjadi kunci keberhasilannya,
karena menurut Lenny, apabila staff
merasa senang, merasa nyaman, mereka akan menciptakan suasana yang nyaman juga
bagi para konsumen, dan dapat melayani konsumen dengan senang hati.
Berdasarkan penuturan dari Lenny, apa yang
ditawarkan oleh WAX Inc. adalah Home Based Leisure dimana terdapat relaxation, safety, convinience, social
interaction and bonding, pleasure, privacy, comfort, dan tranquility.
Relaxation
diberikan oleh WAX Inc. dari segi pelayanan yang available antara lain massage
dan nail treatment. Safety, tranquility dan privacy diberikan dari segementasinya
yang hanya dikhususkan bagi perempuan, letak waxing room yang tertutup berada di lantai 2 dan lokasi ruko yang
tidak begitu terekspos jalan raya membuat konsumen wanita merasa aman dan
private.
“Disini
enaknya ladies only, jadi lebih privacy, apalagi diatas gitu khusus buat
brazillian, banyak sih cowo yang nanyain tapi kita bilang gak bisa ini khusus
cewe. Jadi kan lebih aman lah.”
Yang terpenuhi lagi adalah social interaction and bonding,
terkadang Lenny sendiri menyapa konsumennya dengan memanggil nama agar merasa
akrab, merasa dikenal, begitu juga dengan para staff yang ramah.
“Kalo
kastemer dateng juga aku sebagai kasir suka ingetin nama kastemernya,
mba-mbanya juga gitu makasih ya non
dateng lagi, mba-mbanya juga apal gitu.”
Comfort
and convinience juga diciptakan tidak hanya kepada konsumen melalui ruang
tunggu, ruang nail treatment, dan waxing room, tetapi juga kepada staff
yang diciptakan no gap dengan owner. Selain itu, konsep Ladies Only juga diciptakan untuk
menunjang aspek ini, karena menurut Lenny, jauh lebih membuat nyaman jika hanya
konsumen perempuan yang berada di dalam salon.
“Kalo
kamu liat tempat mani padi lain kan kaku-kaku, ada tempat duduknya
sendiri-sendiri, trus isinya aja sendiri-sendiri, kalo ini konsepnya lebih
homey sih, deket lah ke kastemer.”
Pleasure
juga diberikan melalui dari service apa saja yang diberikan, massage, nail treatment ditujukan untuk pleasure, alat-alat nail treatment yang begitu memadai juga menunjang konsumen untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan hingga menciptakan pleasure.
Selain itu dari segi design, WAX Inc. yang bernuansakan pink, dengan living room sebagai ruang tunggu
menjadikan dirinya sebagai rumah bagi para perempuan. WAX Inc. juga memberikan
konsumennya keleluasaan untuk menonton DVD, mendengarkan musik, bahkan
bermain-main dengan gadgetnya sendiri
layaknya seperti di rumah. Division of space juga diset begitu private, di nail room hanya terdapat 3 sofa saja,
dan di lantai 2 waxing room
dipisah-pisah dengan menciptakan kenyamanan yang private.
Visitor
sendiri merasa nyaman dengan WAX Inc. dan yang menjadi attraction experiencenya,
yang dirasakan oleh visitor untuk
datang ke WAX Inc. adalah dari segi social dan pshychological. Segi
sosial dirasakan karena desain WAX Inc. yang visitor welcome, staffnya yang ramah, ambiencenya yang santai dan nyaman, dan juga crowding level. WAX Inc. sendiri tidak menyediakan kursi ataupun
room yang banyak, sehingga konsumen juga dapat merasa nyaman, tidak ramai dan
sesak. Psychological yang membuat
konsumen datang juga dari segi pleasure
derived.
Namun berdasarkan blueprint dari WAX Inc. terdapat titik kritis pada saat konsumen
menunggu untuk dilayani, walaupun tidak terasa lama tetapi sebagai home based leisure, dapat menciptakan
suasana uncertainty, ‘kapan dilayaninya ya?’ dapat ada benak
seperti itu pada konsumen. Selain itu pada pemilihan warna kutek saat manicure, juga menjadi titik kritis,
terdapat lead time dimana staff
menjadi menunggu konsumen untuk memilih warna, sehingga apabila ada pengunjung
yang menunggu akan lebih lama lagi menunggunya.
Menurut pengunjung sendiri, WAX Inc. sudah
dirasakan nyaman dan homey, keramahan para staff pun memang benar-benar
dirasakan oleh pengunjung. Terutama dengan panggilan ‘Non’ yang diberikan itu.
Dari segi harga pun dirasakan worth to
buy karena pengunjung juga menyadari kalau kualitas dari bahan-bahan yang
diberikan itu tidak murahan atau asal-asalan.
Saat berbicara mengenai experience pun,
pengunjung merasa tidak ada bad thing
pada WAX Inc. karena memang benar-benar dirasakannya fun, dirasakan seperti
rumah sendiri, merasa setiap treatment yang didapatkan, dilakukannya di rumah.
Selain itu karena kepuasan yang didapatkan oleh pengunjung, pengalamannya
dirasakan memorable, dimana kepuasan
itu sendiri yang dirasakan memorable sehingga ingin diulang kembali dengan
datang kembali ke WAX Inc.
Rekomendasi untuk WAX Inc.
adalah mempertahankan kualitas pelayanan dan produk-produk yang ditawarkan,
terlebih lagi ambience yang sudah
terbangun dengan baik dan dapat dirasakan oleh pengunjungnya. Namun, akan lebih
baik lagi jika WAX Inc. dapat menambah varian servicenya sehingga dapat membuat
konsumen-konsumen yang sudah loyalnya dapat terjaga.